MENJAGA KESEHATAN PIKIRAN DAN EMOSI DI BULAN RAMADHAN
MENJAGA KESEHATAN PIKIRAN DAN EMOSI DI BULAN RAMADHAN
Foto: Plt. Kasubbag Kepegawaian dan Ortala PA Kuala Pembuang saat menyampaikan Kultum Ramadhan di musholla PA Kuala Pembuang (21/04/2021)
Kuala Pembuang│pa-kualapembuang.go.id
KUALA PEMBUANG - Rabu, 21 April 2021. Memasuki hari ke-9 bulan Ramadhan 1442 Hiriyah, sebagaimana rangkaian Kegiatan Amaliah Ramadhan pada hari sebelumnya, setelah selesai melakukan shalat Dzuhur berjamaah dilanjutkan kegiatan Kultum Ramadhan. Dalam kesempatan tersebut Plt. Kasubbag Kepegawaian dan Ortala, Hadi Nur Ikhwan, S.H. mendapat jadwal untuk memberikan kultum dengan dipandu oleh Intan Surya Johana, A.Md. dengan materi “Menjaga kesehatan pikiran dan emosi di bulan Ramadhan”.
Di awal kultum, Hadi Nur Ikhwan memaparkan pentinnya menjaga kesehatan pikiran, karena sumber dari segala sumber penyakit yang ada dalam tubuh kita ini sebagian besar berasal dari pikiran. Dalam perspektif ilmu kedokteran, dikatakan bahwa 90% penyakit yang masuk kedalam tubuh berawal dari pikiran, sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Apabila kita berfikir keras dan daya tahan tubuh menurun, maka efeknya akan mudah menyebabkan banyak penyakit seperti virus bakteri masuk dan merusak tubuh kita. Menurut Masaru Emoto, apabila kita emosi/marah selama 5 (lima) menit tubuh kita bisa mengalami depresi sampai 6 (enam) jam.
Foto: Pegawai PA Kuala Pembuang saat mengikuti Kultum hari ke-9 Ramadhan 1442 H (21/04/2021)
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa dengan berpuasa kita sudah termasuk menjaga kesehatan pikiran dan emosi, namun terkadang kita tidak menyadarinya karena terkadang kita lepas kontrol dalam menjaga keimanan kita. Kemudian beliau menukil sebuah petuah dari Ali bin Abi Thalib yang berbunyi, “Jangan membuat keputusan saat marah dan jangan membuat janji saat senang”.
Diakhir kultum, beliau kemudian secara detail menyampaikan tips untuk mengatasi marah dalam rangka menjaga kesehatan pikiran dan emosi disaat berpuasa yang mencakup 5 (lima) cara sebagai berikut: Pertama, mengendalikan diri. Kedua, selalu bersyukur atas segala nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT, karena Allah SWT lebih paham dengan porsi kenikmatan yang layak kita terima. Allah SWT juga menjanjikan apabila kita bersyukur maka akan menambah kenikmatan tersebut. Ketiga, orientasi pada kebutuhan yang prioritas, tidak muluk-muluk menuruti keinginan. Keempat, kelola waktu dengan baik, maksudnya atur waktu sebaik mungkin untuk ibadah, kerja dan untuk kegiatan yang positif. Kelima, membantu orang lain dengan sedekah, infak ataupun shadaqah, dengan bersedekah tersebut hati akan menjadi bersih, rezeki kita juga akan menjadi berkah, ataupun bisa menolong orang lain dengan tenaga, bisa menghibur teman dan banyak lagi. (Redaksi/HNI)